Piala Asia: Sejarah, Format Pertandingan dan Kiprah Indonesia

Tim nasional sepak bola Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia 2023 yang diselenggarakan di Qatar pada 12 Januari-10 Februari 2024. Indonesia untuk kelima kalinya berpartisipasi di turnamen sepak bola terbesar di kawasan Asia itu. Empat kali lolos melalui babak kualifikasi dan sekali sebagai tuan rumah.





Sejarah

AFC Asian Cup atau sering disebut Piala Asia adalah turnamen sepak bola yang diselenggarakan oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Kejuaraan sepak bola antar-negara di Asia ini pertama kali digelar pada 1956, atau dua tahun setelah AFC didirikan.

Piala Asia edisi pertama digelar di Hong Kong. Saat itu edisi pertama Piala Asia hanya diikuti 4 tim yang lolos dari fase kualifikasi, yaitu Hongkong sebagai tuan rumah, Vietnam, Isreal, dan Korea Selatan. Israel kala itu masih menjadi anggota AFC dan dikeluarkan dari federasi itu pada 1974.

Sebelumnya, AFC menggelar babak kualifikasi terdiri atas tiga zona, yakni Zona Tengah, Zona Timur, dan Zona Barat. Dari masing-masing zona, satu tim berhak melaju ke putaran final. Zona Timur diwakili Korea Selatan, Zona Tengah diwakili Vietnam, dan Zona Barat oleh Israel. Sementara itu, Hongkong sebagai tuan rumah otomatis lolos putaran final.

Empat negara peserta bertanding dengan sistem round robin atau masing-masing peserta bertanding satu sama lain sebanyak 1 kali. Pada ajang perdana itu, Korea Selatan menjadi juara untuk edisi pertama, sementara Israel menjadi runner-up.  

Empat tahun berselang, edisi ke-2 digelar di Korea Selatan sebagai tuan rumah, dan diikuti tiga negara mewakili 3 zona yakni Israel (zona barat), China (zona timur), dan Vietnam (zona tengah). Pada edisi kedua yang diselenggarakan pada 1960 tuan rumah Korea Selatan menjadi juara untuk kali kedua secara beruntun. sementara Israel kembali di posisi runner-up.

Edisi ke-3, Israel ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Asia yang digelar pada 1964. Selain Isreal, tiga negara yang menjadi peserta lainnya, yakni India, Korea Selatan, dan Hongkong. Tuan rumah Israel keluar sebagai juara dan India sebagai runner-up. Format turnamen Piala Asia dengan sistem round robin hanya bertahan sampai dengan 3 edisi pertama. Tidak ada laga final di 3 edisi pertama Piala Asia karena saat itu kampiun ditentukan oleh klasemen akhir turnamen.

Israel masih berpartisipasi di ajang ke-4 pada 1968. Usai gelaran 1968, Turnamen itu menjadi ajang terakhir Israel sebelum dikeluarkan dari keanggotaan AFC pada 1974 karena terlibat konflik dengan Palestina dan negara-negara Timur Tengah lainnya. Israel kemudian bergabung dalam UEFA beberapa dekade kemudian.

Perubahan terjadi pada edisi Piala Asia 1972 di Thailand. Thailand menjadi negara Asia Tenggara pertama yang didapuk menjadi tuan rumah Piala Asia. Untuk pertama kalinya juga, Piala Asia di Thailand tidak dimainkan dengan sistem round robin. Turnamen saat itu diikuti enam negara, dengan Iran keluar sebagai kampiun setelah mengalahkan Korea Selatan di pertandingan final.

Mulai edisi ke-6 atau sejak tahun 1976, jumlah peserta yang lolos putaran final bertambah menjadi 9 negara. Pada edisi yang digelar di Iran, ada tiga negara yang lolos putaran final namun mengundurkan diri, yaitu Korea Utara, Arab Saudi, dan Thailand. Edisi yang menerapkan penyisihan grup hingga partai final itu menghasilkan Iran sebagai juara setelah di final mengalahkan Kuwait dengan skor 1 – 0.

Jumlah peserta kembali bertambah di putaran final, sejak edisi ke-7 atau tahun 1980, jumlah peserta bertambah menjadi 12 negara yang terbagi dalam 2 grup. Kemudian sejak tahun 2004 atau edisi ke-13, jumlah peserta bertambah menjadi 16 negara yang terbagi dalam empat grup. Selanjutnya, mulai tahun 2019 atau edisi ke-17, jumlah peserta bertambah menjadi 24 negara yang terbagi dalam 6 grup.

Piala Asia 2023 yang akan digelar di Qatar pada Januari dan Februari 2024 adalah edisi ke-18. Hingga 17 kali Piala Asia bergulir, ada 7 negara yang sudah pernah merasakan menjadi tuan rumah Piala Asia, termasuk Indonesia yang menjadi tuan rumah bersama Thailand, Vietnam, dan Malaysia pada edisi 2007.

Sepanjang 17 edisi Piala Asia, Jepang menjadi tim yang paling banyak menjadi juara, yaitu empat kali, pada 1992, 2000, 2004, dan 2011. Kemudian Arab Saudi dan Iran yang sama-sama mengemas tiga kali menjadi juara. Arab Saudi menjadi kampiun pada 1984, 1988, dan 1996, sementara Iran menjadi kampiun tiga kali berturut-turut, yakni pada 1968, 1972, dan 1976, Adapun Korea Selatan sudah dua kali menjadi juara, pada edisi perdana dan kedua.

Format Pertandingan dan Peserta

Sejak diadakan pertama kali pada 1956, format kejuaraan beberapa kali mengalami perubahan. Pada tiga edisi awal (1956, 1960, dan 1964), ajang ini hanya diikuti empat tim saja. Format pertandingan mengunakan round robin atau setiap tim bertemu satu sama lain alias masing-masing tim bertanding 3 kali. Tim yang menduduki peringkat teratas dinyatakan sebagai juara.

Mulai edisi ke-4 yang digelar pada 1972, jumlah peserta ditambah lagi menjadi enam. Dengan enam tim, kontestan dibagi dalam dua grup. Peringkat satu dan dua di masing-masing grup lolos ke babak semifinal dan tim yang menang berlanjut hingga babak final.

Mulai edisi ke-6 atau sejak tahun 1976, jumlah peserta yang lolos putaran final bertambah menjadi 9 negara. Pada edisi yang digelar di Iran, ada tiga negara yang lolos putaran final namun mengundurkan diri, yaitu Korea Utara, Arab Saudi, dan Thailand. Format pertandingan masih sama seperti sebelumnya, penyisihan grup, semifinal, dan final.  

Jumlah peserta ditambah lagi menjadi 10 mulai 1980. Format kompetisi masih sama, yakni dibagi dalam dua grup dan setelahnya langsung babak semifinal dan final.

Piala Asia 1996 membuat gebrakan dengan diikuti 12 tim. Pada putaran final, tim dibagi dalam tiga grup dan mulai berlaku babak delapan besar. Dua tim yang duduk diperingkan 1 dan 2 masing-masing grup lolos ke babak 8 besar, sementara dua tim peringkat ketiga terbaik mengenapi tim yang lolos 8 besar. Delapan tim bertanding dengan sistem gugur hingga babak final.

Mulai Piala Asia 2004, jumlah peserta ditambah lagi menjadi 16 tim dan terbagi dalam 4 grup. Dua tim terbaik di masing-masing grup lolos ke babak 8 besar dan memainkan pertandingan dengan sistem gugur. Format ini bertahan empat edisi hingga edisi ke-16 atau Piala Asia 2015.

Mulai edisi ke-17 atau musim 2019, Piala Asia menggunakan format lima tahapan seiring penambahan jumlah peserta dari 16 negara menjadi 24 negara. Kelima tahapan kejuaraan itu adalah babak grup, babak 16 besar, babak delapan besar, babak semifinal, dan final. Mulai edisi ke-17, sistem gugur mulai diberlakukan sejak babak 16 besar.

Di babak grup, 24 peserta dibagi dalam enam grup. Dari enam grup ini, juara dan runner-up otomatis lolos ke babak 16 besar sehingga ada 12 tim yang otomatis lolos. Untuk mengenapi 16 tim, diambil dari empat peringkat ketiga terbaik dari 6 grup tersebut. Selanjutnya, 16 grup yang lolos babak penyisihan grup bertanding dengan sistem gugur di babak selanjutnya hingga babak final.

Pada Piala Asia 2023, format pertandingan masih sama seperti edisi ke-17 tahun 2019. Edisi ke-18 yang diselenggarakan di Qatar pada Januari–Februari 2024 akan diikuti sebanyak 24 negara.

Kiprah  Indonesia

Indonesia baru pertama kali berpartisipasi Piala Asia pada 1996 di Uni Emirat Arab melalui jalur kualifikasi. Selanjutnya, secara beruntun Indonesia selalu lolos pada ajang ini pada tahun 2000, 2004 dan 2007. Namun, Indonesia harus menunggu 15 tahun untuk dapat kembali pada turnamen ini karena selalu gagal di babak kualifikasi.

Piala Asia 2023 digelar pada 12 Januari hingga 10 Februari 2024 di Qatar. Timnas Indonesia lolos ke Piala Asia 2023 setelah melewati babak kualifikasi. Skuad Garuda jadi satu dari lima runner-up terbaik pada babak kualifikasi putaran ketiga. Indonesia meraih enam poin dari tiga laga.

Terhitung dengan tahun 2023 yang akan digelar pada Januari 2024, Indonesia telah mengikuti Piala Asia sebanyak lima kali: 4 kali lolos babak kualifikasi dan satu kali lolos karena menjadi tuan rumah. Indonesia pernah menjadi tuan rumah Piala Asia pada 2007 silam bersama dengan Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Meski demikian, Timnas Indonesia belum berhasil menorehkan prestasi yang begitu mentereng. Pada empat kali keikutsertaan yang telah lalu, Indonesia selalu berakhir di fase grup.



Pada kesempatan pertamanya di Piala Asa yang digelar pada 1996, Timnas Indonesia lolos ke putaran final di UEA setelah di babak kualifikasi menyingkirkan Malaysia dan India. Di babak penyisihan, Indonesia menjadi juru kunci grup A yang dihuni Indonesia, tim tuan rumah Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Korea Selatan. Korea Selatan saat itu diperkuat Shin Tae-yong, gelandang bernomor punggung 7 yang kini menjadi pelatih Tim Garuda.

Dalam debut perdana itu, Timnas Indonesia yang dibesut Danurwindo hanya mengoleksi 1 poin dari tiga pertandingan yang dijalani. Skuad Garuda Indonesia harus takluk 2-4 dari Korea Selatan, kalah 2-0 dari tuan rumah Uni Emirat Arab dan bermain imbang 2-2 dari Kuwait.

Hasil serupa diraih Skuad Garuda pada edisi tahun 2000. Indonesia menjadi juru kunci setelah kalah 0-4 dari China, dan 0-3 dari Korea Selatan, sementara bermain imbang melawan Kuwait dengan skor kacamata. Tim asuhan Nandar Iskandar menjalani tiga pertandingan di penyisihan grup tanpa mencetak satu gol pun.

Pada tahun 2004, prestasi Indonesia sedikit lebih baik. Timnas Indonesia yang diasuh pelatih dari Bulgaria Ivan Kolev untuk pertama kalinya berhasil menoreh Sejarah dengan memenangi laga di putaran final Piala Asia. Kemenangan pertama Timnas Indonesia berhasil menang 2-1 atas Qatar berkat gol yang dicetak Budi Sudarsono dan Ponaryo Astaman.

Namun, pada pertandingan grup selanjutnya, Indonesia harus mengakui keunggulan tuan rumah China dengan skor telak 5-0 dan keunggulan Bahrain 3-1. Hasil ini membuat Indonesia gagal lolos dari fase grup karena hanya bertengger di peringkat ketiga.

Pada edisi terakhir pada 2007, Indonesia yang basih dibesut Ivan Kolev lolos ke putaran final tanpa melalui babak kualifikasi karena sebagai tuan rumah. Timnas Indonesia yang berada di Grup D bersama Korea Selatan, Arab Saudi, dan Bahrain, memulai kiprahnya dengan kemenangan 2-1 atas Bahrain.

Kemenangan itu diperoleh kala bermain di depan sekitar 60 ribu penonton di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan. Dua pertandingan berikutnya juga digelar di GBK. Sebanyak 88 ribu penonton hadir mendukung Tim Garuda bertanding.

Sayangnya, Timnas Indonesia harus kalah 1-2 dari Arab Saudi dan 0-1 dari Korea Selatan, sehingga gagal melaju ke fase selanjutnya. Indonesia menduduki peringkat ke-3 di klasemen akhir dengan mengumpulkan 3 poin dari sekali menang dan dua kali kalah. Total gol Indonesia adalah memasukkan tiga gol dan kemasukan empat gol.

Dalam tiga edisi selanjutnya, Indonesia gagal lolos putaran final. Timnas Indonesia gagal lolos ke Piala Asia 2011 di Qatar dan 2015 di Australia, kemudian Indonesia juga tidak bisa mengikuti kualifikasi untuk edisi 2019 di Uni Emirat Arab karena hukuman pembekuan dari FIFA pada 2015 saat kualifikasi dimulai.

Pada Piala Asia 2023 di Qatar, Timnas Indonesia kembali lolos ke putaran final setelah 15 tahun absen. Perjalanan tim asuhan Shin Tae-yong lolos ke putaran final terbilang terjal. Timnas Indonesia harus melalui fase play-off kualifikasi karena menjadi juru kunci di Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 yang juga menjadi kualifikasi menuju Piala Asia.

Pada putaran kedua, Timnas Indonesia pun berhasil lolos dan melaju putaran ketiga kualifikasi Piala Asia 2023 setelah menang agregat 5-1 atas China Taipei dalam dua pertandingan yang digelar di Buriram, Thailand. Selanjutnya, Timnas Indonesia menjadi runner-up Grup A putaran ketiga Kualifikasi Piala Asia 2023 dan berhak lolos ke putaran final Piala Asia 2023 sebagai salah satu dari lima tim runner-up terbaik.

Dalam pengundian grup, Indonesia berada di Grup D bersama tiga negara lainnya, yairu Jepang, Vietnam, dan Irak. Persaingan di Grup D terbilang berat bagi Indonesia. Jepang jadi negara Asia dengan ranking FIFA paling tinggi dan rutin bermain di Piala Asia serta empat kali juara, sementara Irak meraih kejuaraan itu sekali pada 2007. Adapun Vietnam peringkatnya di atas Indonesia, yakni di peringkat ke-94, sementara Indonesia berada di urutan ke-146 dalam ranking FIFA.

Pada Piala Asia 2023, Irak menjadi lawan pertama Tim Garuda pada 15 Januari 2024. Kemudian, Timnas Indonesia menghadapi rival utamanya di wilayah Asia Tenggara, Vietnam, yang menjadi lawan kedua di Piala Asia 2023 pada 19 Januari 2024. Terakhir, Jepang menjadi lawan Tim Garuda pada 24 Januari 2024. (KOMPAS)


Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form