Tanaman Porang

 

Porang adalah tumbuhan yang dikategorikan sebagai umbi-umbian. Nama lain tanaman ini adalah iles-iles. Tanaman porang mulai dikenal sejak viralnya kisah sukses seorang petani dari Desa Kepel, Jawa Timur di kalangan masyarakat. Tak tanggung-tanggung, petani tersebut berhasil menjadi miliarder karena bisnis ekspor porang. 

Tanaman porang yang juga sering disebut dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian yang mempunyai nama ilmiah Amorphophallus Muelleri Blume. Tanaman ini diketahui banyak mengandung glucomannan berbentuk tepung atau serat alami yang larut di dalam air.

A. Syarat Budidaya Tanaman Porang

Sebelum menanam ada 3 hal yang harus menjadi perhatian seperti berikut.

  • Tanah: Kriteria tanah untuk menanam porang haruslah gembur, tidak terlalu basah dengan kadar pH tanah berkisar 6 hingga 7. Struktur tanah merupakan pencampuran dengan tanah liat berpasir serta terbebas dari gulma.
  • Iklim: Iklim yang cocok untuk menanam porang adalah dataran tinggi dengan ketinggian 100 hingga 600 mdpl, dengan kebutuhan cahaya matahari yang cukup.
  • Lingkungan: Tanaman porang membutuhkan tanaman lain untuk tumbuh yakni inang atau tempat tanaman porang bernaung. Jenis tanaman yang baik menaungi tanaman porang adalah pisang, jahe, pinang, mahoni, jati, dan sonokeling.

B. Tahapan Menanam Porang

Setelah mengetahui syarat budidaya porang, berikut tahapan menanam porang:

1. Bersihkan lahan

Keberadaan gulma di lahan akan mengganggu pertumbuhan tanaman porang. Anda bisa menimbun rumput yang tercabut hingga membusuk di dalam tanah untuk dimanfaatkan sebagai pupuk alami.

2. Waktu Penanaman

Ada dua musim waktu yang tepat menanam porang. Jika menggunakan biji, musim hujan mulai Oktober hingga Desember adalah waktu terbaik untuk menanam porang. Untuk menanamnya, anda harus terlebih dahulu melakukan pembibitan dengan menanam biji dalam polybag. Jika pembibitan selain biji, maka musim kemarau adalah waktu terbaik untuk cara menanam porang dari katak. Anda tidak memerlukan polybag jika menanam menggunakan umbi atau katak.

3. Jarak Tanam

Terdapat perbedaan jarak tanam pada jenis bibit porang. Jarak tanam ini akan berpengaruh pada waktu panen. Jika menanam menggunakan jenis bibit katak maka jarak tanam yang ideal berkisar 35 hingga 80 cm, sedangkan untuk jenis umbi berkisar 35 hingga 90 cm.Namun jarak tanam ini bisa diperlebar sesuai keinginan apabila jenis umbi yang ditanam berukuran cukup besar. Penambahan atau perlebaran jarak akan semakin memudahkan proses panen serta membuat tanaman porang berbuah lebih banyak.

4. Cara menanam porang

Sebelum menanam, siapkan lahan bertanam porang terlebih dahulu. Berikut langkah-langkah mempersiapkan lahan tanam untuk porang:

  • Siapkan ajir atau batang bambu untuk menegakkan tanaman
  • Buat jarak antar ajir 1 meter x 1 meter khusus untuk bibit umbi dan katak
  • Setelahnya buat lubang tanam dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm. Namun Anda dapat menyesuaikannya dengan ukuran bibit yang dipakai
  • Masukkan bibit porong ke dalam lubang tanam dengan letak bakal tunas menghadap atas
  • Tutup lubang tanam dengan tanah setebal 3 cm

Sebagai catatan, apabila menggunakan biji jenis katak maka mata tunas jangan dibalik agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Jika menggunakan biji, masukkan akar ke dalam lubang secara hati-hati agar akar tanaman tidak rusak dan pastikan menutup lubang dengan rata. Jika menggunakan bibit umbi, Anda tidak perlu terlalu memedulikan peletakan bakal tunas menghadap atas atau bawah. Pemberian pupuk dasar dilakukan sebelum umbi ditanam dengan menggunakan pupuk bokashi yang dicampur dengan top soil sebanyak setengah kilo per lubang. Sedangkan untuk bibit katak, pupuk bokashi dicampur pada tanah sekitar ajir.

C. Teknik Pengembangbiakan Porang

Budidaya tanaman porang dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif. Setidaknya ada tiga cara untuk mengembangbiakkan tanaman porang.

1. Pengembangbiakan Bintil atau Katak

Bibit katak bukanlah katak hewan, melainkan bintil porang yang muncul pada pangkal dan tangkai daun berwarna cokelat kehitaman. Porang katak biasanya muncul saat masa panen, katak kemudian disimpan sampai musim penghujan tiba, lalu tanam katak pada tanah yang telah disiapkan.

2. Pengembangbiakan Biji atau Buah

Dalam kurun waktu 4 tahun porang akan berbunga, kemudian akan berubah menjadi buah atau biji. Satu tongkol buah mampu menghasilkan 250 butir yang dapat digunakan sebagai bibit namun harus disemai terlebih dahulu.

3. Pengembangbiakan dengan Umbi

Untuk porang yang berukuran kecil bisa diperoleh dari hasil pengurangan tanaman porang yang sudah rapat. Hasil pengurangan tanaman porang ini bisa dimanfaatkan kembali sebagai bibit.Sedangkan untuk umbi porang yang berukuran besar, Anda dapat membelahnya terlebih dahulu menjadi beberapa bagian. Setelahnya bagian itu bisa ditanam pada lahan yang telah disiapkan.

D. Pemupukan Tanaman Porang

Pupuk yang bagus untuk tanaman porang adalah menggunakan pupuk organik. Pupuk organik terfermentasi biasanya digunakan pada tahap awal pemupukan, sedangkan pupuk anorganik seperti NPK diberikan pada saat tanaman porang tumbuh besar. Waktu ideal untuk memupuk tanaman porang adalah setelah lahan disiangi, sehingga nutrisi dapat terserap sempurna. Proses penyiangan merupakan kegiatan pencabutan gulma yang berada pada sela tanaman sekaligus menggemburkan tanah.

Porang tidak mempunyai jenis tertentu, namun ada empat tanaman yang menyerupai persis porang hingga sulit dibedakan.

Bagi pemula yang membudidayakan porang, kemungkinan besar akan terkecoh dari bentuk daun, batang, dan lainnya. Empat tanaman serupa porang di antaranya, yaitu:

  1. Suweg (Amorphophallus campanulatus forma hortensis)
  2. Walur (Amorphophallus campanulatus forma sylvestris)
  3. Iles-iles puti (Amoraphophallus variabilis)
  4. Blodor

Berikut ciri-ciri yang membedakan tanaman porang dengan empat tanaman lainnya yang sering rancu disamakan:

Porang:

  • Daun lebar dengan ujung daun lancip dan berwarna hijau muda
  • Kulit batang porang lebih halus dan berwarna belang hijau putih
  • Umbi pada porang tidak memiliki bintil dan berserat halus berwarna kuning
  • Terdapat katak (bibit porang) di setiap pertemuan cabang

Suweng:

  • Daun lebih kecil dengan ujung daun lancip berwarna hijau muda mengilap
  • Kulit pada batang terasa lebih kasar dan berwarna belang hijau putih
  • Umbi memiliki bintil dengan serat halus berwarna putih
  • Tidak ada katak di setiap pertemuan cabang

Walur:

  • Daun kecil dengan ujung daun lancip berwarna hijau muda mengilap
  • Kulit batang kasar dan berwarna cenderung ungu hijau dengan garis-garis putih
  • Terdapat banyak bintil pada umbi dan terasa kasar, namun serat terasa halus berwarna putih
  • Tidak ada katak di setiap pertemuan cabang

Iles-iles putih:

  • Daun kecil dengan ujung runcing berwarna hijau tua
  • Kulit batang halus dengan warna keunguan
  • Terdapat bintil pada permukaan umbi, serat umbi terasa halus
  • Tidak ada katak di setiap pertemuan cabang

Perbedaan paling mencolok adalah, tanaman porang memiliki bubil atau katak pada setiap pertemuan cabang daun. Tanpa adanya bubil atau bibit porang, tanaman porang sulit dibedakan.

1 Comments

  1. Tanaman yang baru viral dan sangat menjanjikan akan hasilnya.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post

Contact Form