Sejarah Big Data dan Perkembanganya

Big data atau data besar tentu bukan lagi istilah asing, sebab sudah disebut di banyak media dan digunakan secara luas atau kompleks. Terutama bagi pelaku usaha, yakni bagi para pengembang aplikasi dan perusahaan yang sudah memiliki ekspansi cukup luas. Penggunaan data raksasa tersebut kemudian menjadi hal penting dan menjadi aset. Hal ini kemudian menegaskan kepada kita semua bahwa memiliki data raksasa atau dalam jumlah besar adalah aset berharga. Data yang jumlahnya banyak dan kemudian disebut sebagai Big data ini mungkin berisi data-data yang penting dan bercampur dengan data tidak penting. Namun poin terpenting bukan jumlah dan tingkat kepentingan data. 




Melainkan pada proses pengelolaan data besar tersebut. Jika perusahaan bisa mengelolanya dengan baik, maka akan mendukung perkembangan perusahaan tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika kurang perhatian atau salah langkah maka data hanyalah berupa daftar data tanpa arti atau makna. Lalu, bagaimana memanfaatkannya? Bisa dimulai dengan mengenal data raksasa itu sendiri dengan detail. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini. 

Hal pertama yang perlu diketahui mengenai data besar adalah pengertiannya, sehingga bisa mempelajarinya dengan lebih mudah. Sebab sudah paham dasar dari materi mengenai data berukuran raksasa tersebut.

Big Data memiliki definisi sebagai suatu istilah yang menggambarkan mengenai volume data yang terbilang besar, baik itu terstruktur maupun tidak terstruktur yang membanjiri bisnis sehari-hari. Pelaku bisnis melalui perusahaanya dijamin akan rutin mendapatkan data setiap harinya, bahkan di setiap jam dan detik. 

Jenis data yang didapatkan perusahaan sangat beragam, maka disebut sebagai data yang terstruktur maupun tidak. Data ini kemudian diolah oleh perusahaan tersebut dimana sudah menunjukan orang atau operator khusus. Umumnya perusahaan akan memakai alat bantu atau tools sehingga proses mengolah data menjadi lebih mudah, efisien, dan juga efektif. 

Sebab sekali lagi, data yang didapatkan perusahaan sebesar atau sebanyak apapun data tersebut bukan poin penting. Poin pentingnya adalah bagaimana si perusahaan ini bisa mengolah data tersebut untuk mendorong pendapatan atau profit perusahaan. Sehingga bisa bertahan di tengah persaingan dan bisa terus berkembang. 

Data yang diolah sedemikian rupa dengan teknik dan tools tertentu akan membantu perusahaan menentukan strategi atau langkah selanjutnya. Langkah yang diambil ini tentunya akan mempengaruhi masa depan perusahaan tersebut. Apakah akan bertahan, berkembang, atau justru tumbang.

Sejarah Perkembangan Big Data 

Melalui penjelasan di atas tentu bisa diketahui bahwa peran dari data besar ini sangat krusial. Namun, bagaimana data semacam ini bisa memiliki peran atau mungkin bagaimana bisa dikenal oleh para pelaku usaha? Perlu diakui bahwa istilah ini semakin populer ketika bisnis berbasis internet atau online semakin berkembang. 

Maka bisa mengintip sejarah perkembangannya seperti apa, karena sampai saat ini kebanyakan orang memahami bahwa data raksasa adalah suatu istilah baru. Begitu pula dengan pengelolaan atau pemanfaatannya untuk memberi keuntungan atau manfaat bagi perusahaan. 

Sejarah dari data berukuran raksasa ini adalah dimulai pada tahun 2000-an. Yakni ketika seorang analis industri bernama Doug Laney menyampaikan konsep mengenai data berukuran besar tersebut. Laney mengartikulasikan istilah data berukuran besar tersebut menjadi Tiga V. Yaitu: 

1. Volume 

Istilah V pertama mengarah pada kata volume atau jumlah data, yakni kegiatan dimana perusahaan mulai mengumpulkan data sebanyak mungkin. Data ini didapatkan dari banyak sumber seperti transaksi bisnis, perangkat pintar, media sosial, video, peralatan industri, dan masih banyak lagi sumber data lainnya. /span>

Proses mengumpulkan data ini tentunya terasa sulit di masa lalu, terutama ketika istilah big data masih menjadi istilah asing di telinga. Namun pesatnya perkembangan teknologi membuat banyak layanan pengelolaan data bermunculan. Sehingga prosesnya menjadi lebih mudah dan efisien. 

2. Velocity 

Istilah V berikutnya yang dipaparkan oleh Laney adalah velocity. Istilah ini merujuk pada kecepatan aliran data, sehingga data berukuran besar (volume) kemudian mengalir dengan kecepatan tertentu ke media penyimpanan atau memori. Semakin besar atau semakin banyak jumlah datanya maka aliran ini akan semakin cepat. 

3. Varietas 

V terakhir yang disampaikan oleh Laney adalah mengarah pada istilah varietas. Yakni mengarah pada aneka macam atau jenis data yang berhasil didapatkan oleh perusahaan melalui berbagai sumber yang dijelaskan di poin sebelumnya. 

Jenis data di dalam big data kemudian semakin kesini semakin beragam. Kebanyakan bentuknya menjadi tidak terstruktur, sedangkan untuk data tradisional sifatnya lebih terstruktur sehingga mudah untuk dikelola dan kemudian dimanfaatkan. 

Adapun jenis data yang tidak terstruktur dan kemudian perlu diproses lagi untuk bisa digunakan atau dimanfaatkan. Adalah seperti data dalam bentuk video, audio, dan juga dalam bentuk teks. 

Perlahan kesadaran adanya jumlah data yang sangat besar dan berasal dari banyak sumber, kemudian membuat banyak orang mencoba mengelolanya dengan baik. Adapun sumber data ini umumnya dari media sosial seperti Youtube, Instagram, Facebook, dan sebagainya. Kemudian bisa juga berasal dari website perusahaan dan transaksi offline. 

Hal ini kemudian membuat sejumlah open source di tahun 2005 mulai mengembangkan kegiatan analisis data, seperti Hadoop dan juga NoSQL. Kegiatan analisis big data tersebut kemudian membantu banyak perusahaan untuk mengelola data berukuran besar yang didapatkan agar menjadi lebih mudah dan cepat. 

Perkembangan data besar kemudian terus berjalan, hingga tercetus istilah Internet of Things (IoT). Hal ini kemudian semakin mendorong setiap perusahaan untuk memaksimalkan tata kelola data yang didapatkan secara online. Tujuan utamanya adalah untuk mengukur efektivitas produk maupun jasa yang disediakan terhadap kehidupan konsumen. 

Sehingga bisa diketahui, apakah produk yang disediakan memang sudah tepat atau perlu dikoreksi. Pengelolaan data kemudian terus dilakukan agar perusahaan bisa terus inovatif dalam membuat produk dan jasanya bisa lebih berkembang. Sehingga bisa berjalan beriringan dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya.


Sumber Didapatkan Big Data 

Data besar atau big data kemudian seperti yang disampaikan di awal bisa ditemukan di berbagai sumber. Saat ini terdapat beberapa sumber yang terbilang paling sering memberi kontribusi data dalam jumlah besar dan memiliki kualitas baik. Diantaranya adalah: 

1. Internet 

Sumber pertama adalah internet, dan merupakan penyedia data raksasa paling besar dan paling sering dimanfaatkan perusahaan. Sebab cara kerja internet sendiri adalah menyimpan semua data dari para penggunanya. Jadi, aktivitas pencarian apapun nantinya akan disimpan dan kemudian menjadi kumpulan data. 

Inilah alasan kenapa cache pada browser maupun perangkat yang dipakai berselancar di internet mudah sekali penuh. Sebab isinya adalah data-data dari hasil aktivitas berselancar di internet. Data ini oleh suatu perusahaan bisa diolah dan menjadi media menentukan strategi perusahaan. 

2. Smartphone 

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form